APAKAH TAKDIR (REJEKI, JODOH, MATI) BISA BERUBAH ?
Bismillahirahmanirahim....
sahabatku
semua yang dirahmati Allah, apakah nasib itu bisa berubah to tidak ? pertanyaan
ini kerap ditanyakan orang, bahkan kamu sendiri pasti bertanya-tanya tentang pertanyaan
ini, ya to tidak ? pertanyaan ini kadang menjadi perdebatan antara yang
menyakini bahwa sudah ditetapkan dan tak bisa berubah dan ada yang masih bisa
berubah karena sejatinya, manusia dikarunia akal untuk berfikir mengupayakan
yang terbaik bagi hidupnya, ya to tidak..!!
apakah nasib itu bisa berubah?
hayooo siapa yang bisa jawab…!!!
apakah rejeki, jodoh dan mati yang
telah ditetapkan bisa berubah ?
Tanamlah
gagasan, petiklah tindakan. Tanamlah tindakan, petiklah kebiasaan. Tanamlah
kebiasaan, petiklah watak. Tanamlah watak, petiklah nasib. Dimulai dari gagasan
yang diwujudkan dalam tindakan, kemudian tindakan yang dilakukan berulang-ulang
akan menjadi suatu kebiasaan. Kebiasaan yang dilakukan berkali-kali akan
menjelma menjadi watak, dan watak inilah yang akhirnya mengantarkan kita kepada
nasib. Jadi nasib kita, kita sendirilah yang menentukan. Nasib
kita ada di tangan kita.
kita ada di tangan kita.
sebuah kisah untuk mencoba
mengkiaskan jawaban atas pertanyaan diatas …?
Dahulu, ada seorang jenderal dari
negeri Tiongkok kuno yang mendapat tugas untuk memimpin pasukan melawan musuh
yang jumlahnya sepuluh kali lipat lebih banyak. Mendengar kondisi musuh yang
tak seimbang, seluruh prajuritnya gentar, kalau-kalau mereka akan menderita
kekalahan.
Dalam perjalanan menuju medan
perang, sang Jenderal berhenti di sebuah altar vihara. Ia melakukan sembahyang
dan berdoa meminta petunjuk para dewa. Sedangkan rajuritnya menanti di luar
vihara dengan harap-harap cemas. Tak lama kemudian, sang jenderal keluar dari
vihara.Ia berteriak pada seluruh pasukannya, ‘Kita telah mendapat petunjuk dari
langit’. Lalu ia mengeluarkan koin emas simbol kerajaan dari sakunya. Sambil
mengacungkan koin itu ke udara ia berkata, ‘Sekarang, kita lihat apa kata
nasib. Mari kita adakan toss. Bila kepala yang muncul maka kita akan menang.
Tapi bila ekor yang muncul, kita akan kalah. Hidup kita tergantung pada ‘.
Jenderal lalu melempar koin emas itu ke udara. Koin emas pun berputar-putar di
udara. Lalu jatuh berguling-guling ditanah. Seluruh pasukan mengamati apa yang
muncul. Setelah agak lama menggelinding ke sana-kemari, koin itu terhenti. Dan
yang muncul adalah KEPALA. Kontan seluruh pasukan berteriak
kesenangan. ‘Hore! Kita akan menang. Nasib berpihak pada kita! Ayo, serbu dan hancurkan
musuh. Kemenangan sudahlah pasti.’ Dengan penuh semangat sang Jenderal dan
pasukannya bergerak menuju medan perang. Pertempuran berlangsung sangat sengit.
Dengan bekal keyakinan dan tekad baja akhirnya musuh yang tak terhingga
banyaknya dapat dikalahkan. Jenderal dan seluruh pasukannya betul-betul senang.
Seorang prajurit berkata,’Sudah kehendak langit, maka tak
ada yang bisa mengubah nasib’.Sesampai di ibu kota mereka
disambut meriah oleh seluruh penduduk. Raja pun terkagum-kagum mendengar kisah
peperangan yang dahsyat itu. Beliau bertanya pada sang Jenderal, bagaimana ia
mampu mengobarkan semangat pasukannya hingga begitu gagah berani. Sang Jenderal
kemudian menyerahkan koin emasnya pada Raja sambil berkata, ‘Paduka, inilah
yang memberikan mereka nasib baik’. Raja menerima dan mengamati koin emas itu
yang ternyata kedua
sisinya bergambar KEPALA.
sahabatku semua yang dirahmati
Allah, tentunya engkau tahu ayat ini ..
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللّهِ إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللّهُ بِقَوْمٍ سُوءاً فَلاَ مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَالٍ
baginya
(setiap manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya secara
bergiliran di depan dan di belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu
kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya. Sekali-kali tidak ada
pelindung bagi mereka selain dia.
Allah
akan mengubah nasib ketika kita berusaha maksimal untuk mewujudkan keinginan
kita. Berusaha mengubah hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. karena rizki
dan pertolongan Allah datang dari tempat yang tidak kita duga-duga.
ya
to tidak… ?
lalu apakah rejeki yang sudah
ditetapkan bisa berubah ?
rejeki
memang sudah ditetapkan jauh sebelum kita dilahirkan, tapi kan
sejatinya kita gak tahu apakah kita ditetapkan jadi orang yang ber Rezeki besar to yang ber Rejeki kecil ya to tidak
? “Rezeki
sudah ditetapkan oleh Allah, bukan pada jumlahnya, tapi pada caranya.” Yang
rajin akan kaya, yang malas akan miskin. Nasib tergantung pada upaya. Jika
upaya kita baik, nasib kita baik. Orang yang menyalahkan nasibnya yang buruk
kepada orang lain dan keadaan, akan semakin diburukkan hidupnya, agar dia sadar
bahwa nasib adalah tanggung jawab pribadi.
mengenai
rizki, jodoh, ajal, dll, itu sudah ditentukan, namun ditentukannya itu adalah
dg ketentuan bijaksana, seseorang ditentukan rizkinya sekian, namun bila ia
berusaha maka rizkinya sekian, bila ia lebih giat maka rizkinya sekian, bila ia
selalu dijalan yg halal maka rizkinya sekian, demikian pula jodoh, bila ia tak
mencari maka jodohnya si fulanah saat ia usia sekian, bila ia mencari wanita
baik baik maka ia akan menikah dg si fulanah saat usia sekian, dg anak anak
sekian.. (Mu’tashar Almukhtashar Juz 2 hal 318).
mirip
dg misalnya seorang pembuat mobil, ia tentunya menentukan segalanya, mobil ini
bila dipakai dg apik maka bertahan sekian tahun, bila dipakai terus tanpa
perawatan maka akan hancur dalam sekian tahun, bila dibentur dg kekuatan sekian
maka tak akan bisa kembali normal selamanya, dan demikian dan demikian, dan
tentunya Ketentuan Allah swt lebih sempurna dan detail.
sungguh tiada kebijaksanaan melebihi kebijaksanaan Nya swt. dan tak lepas segala sesuatu dari ketentuan Nya swt.
sungguh tiada kebijaksanaan melebihi kebijaksanaan Nya swt. dan tak lepas segala sesuatu dari ketentuan Nya swt.
<sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan
yang ada pada diri mereka.
Ada pendapat orang seperti ini !!
Bisakah
mengubah takdir? Banyak orang malas yang menjadikan takdir sebagai dalih
atas kemalasannya. Padahal, takdir itu bisa diubah.
‘Memang, tidak semua takdir bisa diubah’.
Misalnya, jika kita ditakdirkan sebagai seorang laki-laki, tidak bisa diubah
menjadi seorang perempuan ( walaupun ada yang merubah dari laki-laki jadi
perempuan ini bukan merubah takdir tapi mendustai takdir).,
Ada pendapat lain seperti ini.
Takdir
telah ditetapkan sempurna oleh Allah, baik itu takdir baik maupun takdir yang
buruk. Jika ada perubahan, misalnya sekarang saya miskin lalu sembari
ikhtiar kemudian menjadi kaya, hal
ini bukan takdirku yang berubah, tapi keadaan/nasibku yang berubah (QS13:11), dari keadaan miskin ke keadaan kaya. Dan perubahan
keadaan/nasib ini adalah jalan takdir yang memang sudah ditetapkan demikian.
Ada pendapat lain seperti ini.
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ) (الحديد:22)
Artinya:
“Tiada sesuatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu
sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Luhul Mahfuzh) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”
(Qs. 57:22)
Semua
takdir telah Allah tulis 50 ribu tahun sebelum langit dan bumi diciptakan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ ، قَالَ : وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ
Artinya:
“Sesungguhnya Allah telah menulis taqdir semua makhluk 50 ribu tahun sebelum
langit dan bumi diciptakan, dan Arsy-Nya berada di atas air.” (HR. Muslim)
Jadi
Allahlah yang telah menciptakan kita dan semua tingkah laku kita, yang
menciptakan semua sebab dan akibatnya.
Adapun
hadist yang berbunyi:
(لَا يَرُدُّ الْقَدَرَ إِلَّا الدُّعَاءُ)
Artinya:
“Tidak menolak takdir kecuali doa.” (HR. Ahmad)
meskipun
hadist ini lemah, Seandainya hadist ini shahih, maka bukanlah yang dimaksud
bahwasanya kita bisa keluar dari takdir Allah, atau bisa melawan dan menghindar
dari takdir Allah. Karena doa kita itu sendiri juga bagian dari takdir Allah.
Dialah Allah yang mentakdirkan kita berdoa, sehingga dengan doa kita Allah
mencegah musibah dari kita. Dengan kata lain, kita menolak takdir Allah, dengan
takdir Allah.
Sebagaimana
kita ingin menghilangkan sakit dengan obat, menghilangkan kemiskinan dengan
bekerja. Ini bukan berarti kita bisa keluar dari takdir Allah, karena obat dan
bekerjanya kita juga bagian dari takdir Allah itu sendiri, sembuh dan kayanya
kita juga takdir Allah. Jadi kita keluar dari takdir Allah, dengan takdir
Allah, menuju takdir Allah yang lain.
jadi
dalam kata lain takdir
itu bisa berubah ke takdir yang lain karena takdir yang telah Allah tentukan,,
sahabatku
yang dirahmati Allah, mengupas ayat yang telah kita sebutkan diatas
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللّهِ إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللّهُ بِقَوْمٍ سُوءاً فَلاَ مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَالٍ ١١
baginya
(setiap manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya secara
bergiliran di depan dan di belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu
kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya. Sekali-kali tidak ada
pelindung bagi mereka selain dia.
lahū mu‘aqqibātun
(baginya
[setiap manusia] ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya secara
bergiliran), yakni malaikat-malaikat yang saling bergiliran. Malaikat malam
bergiliran dengan malaikat siang dan malaikat siang bergiliran dengan malaikat
malam.
mim
baini yadaihi wa min khalfihī yahfazhūnahū min amrillāh, innallāha lā yughayyiru
mā bi qaumin
(di
depan dan di belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum), yakni ketenteraman dan
kenikmatan yang ada pada suatu kaum.
hattā yughayyirū mā bi
aηfusihim
(sehingga mereka mengubah keadaan yang
ada pada diri mereka) dengan cara tidak bersyukur.
wa idzā arādallāhu bi
qaumiη sū-an
(dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap suatu kaum) dengan cara menimpakan azab dan kehancuran.
fa lā maradda lahū
(maka tidak ada yang dapat menolaknya),
yakni menolak ketentuan Allah terhadap mereka. wa mā lahum (sekali-kali tidak
ada bagi mereka), yakni bagi orang-orang yang hendak dibinasakan Allah itu.
miη dūnihī
(selain dia), yakni selain Allah ta‘ala.
miw wāl
(pelindung),
yakni pembela dari azab Allah ta‘ala.Menurut satu pendapat, tempat berlindung
untuk perlindungan mereka.
sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan
yang ada pada diri mereka
kalimat
ini memberikan kita motivasi untuk terus maju tanpa ragu dan tanpa takut..
Karena kunci sukses berasal dari diri kita sendiri..
Setiap
orang pasti punya impian, entah itu mimpi jadi orang kaya, jadi dokter atau
bahkan mimpi menjadi seorang presiden. Namun tidak setiap orang berusaha keras
untuk meraih mimpi, menjadikan mimpi menjadikan kenyataan. Butuh kerja keras
dan usaha yang sungguh sungguh untuk membuatnya jadi nyata. Anda boleh saja
bermimpi dan memang dianjurkan untuk mempunyai impian, karena dengan impian itu
kita punya harapan, dengan harapan itu kita bisa punya tujuan hidup. Bayangkan
jika kita tidak ada tujuan hidup, mungkin kita akan melakukan bunuh diri. Ada
seseorang yang menginginkan dirinya menjadi kaya, namun dia tidak berusaha
dengan sungguh sungguh untuk mendapatkannya, yaitu hanya dengan berpangku
tangan dan berharap suatu saat aka nada pekerjaan yang bagus baginya atau
bahkan ada yang berharap kaya dari nomer togel.
“dan
apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang
dapat menolaknya. Sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain dia.
”
kalimat ini memberi tahu kita untuk tidak hanya berusaha tapi kita juga harus
berdoa, karena sesuai yang di sebutkan di atas, Pelindung manusia hanya Allah..
oleh karena itu mulai hari ini, detik ini, hilangkanlah rasa mudah menyerah,
rasa tidak butuh kepada Allah, karena Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum
jika kaum itu tidak merubahnya sendiri..
lalu setelah membaca kajian yang
diatas apa yang harus kita upayakan agar kehidupan kita selalu baik
Yang pertama Yaitu dengan berdo’a.
Bersabda
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam:
“Tidak
ada yang dapat menolak taqdir (ketentuan) Allah ta’aala selain do’a. Dan Tidak
ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan)
baik.” (HR Tirmidzi 2065)
Hadits
dari Imam Turmudzi dan Hakim, diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, bahwa Nabi
SAW Bersabda :
“Barangsiapa
hatinya terbuka untuk berdo’a, maka pintu-pintu rahmat akan dibukakan untuknya.
Tidak ada permohonan yang lebih disenangi oleh Allah daripada permohonan orang
yang meminta keselamatan. Sesungguhnya do’a bermanfa’at bagi sesuatu yang
sedang terjadi dan yang belum terjadi. Dan tidak ada yang bisa menolak taqdir
kecuali do’a, maka berpeganglah wahai hamba Allah pada do’a”. (HR Turmudzi dan Hakim)
Yang kedua Yaitu Bersedekah.
Rasulullah
SAW pernah bersabda : “Silaturrahmi dapat memperpanjang umur dan sedekah
dapat merubah taqdir yang mubram” (HR. Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Imam
Ahmad).
Yang ketiga yaitu Bertasbih.
Ada
hadits yang diriwayatkan dari Sa’ad Ibnu Abi Waqosh, Rasulullah bersabda :
“Maukah kalian Aku beritahu sesuatu do’a, yang jika kalian memanfa’atkan itu
ketika ditimpa kesedihan atau bencana, maka Allah akan menghilangkan kesedihan
itu? Para sahabat menjawab : “Ya, wahai Rasululullah, Rasul bersabda
“Yaitu do’a “Dzun-Nun : “LA
ILAHA ILLA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTU MINADH-DHOLIMIN” (Tidak ada Tuhan selain Engkau, maha suci Engkau,
sesungguhnya aku termasuk diantara orang-orang yang dholim”). (H.R. Imam Ahmad, At-Turmudzi dan Al-Hakim).
Yang keempat yaitu Bershalawat
ada
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ubay Ibnu Ka’ab, bahwa ada seorang
laki-laki telah mendedikasikan semua pahala sholawatnya untuk Rasulullah SAW,
maka Rasul berkata kepada orang tersebut : “Jika begitu lenyaplah
kesedihanmu, dan dosamu akan diampuni” (H.R Imam Ahmad At-Tabroni)
Yang kelima yaitu terus berihktiar
terus memperbaiki kualitas diri dan kehidupan kita,
insyaAllah,
Allah akan mengabulkan segala permintaan hambanya bagi mereka yang mau
bersungguh-sungguh dalam menggapai, Man Jadda WaJada” yang artinya
“Barangsiapa bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil.
sahabatku
yang baik hatinya
memang
dalam konteks sesungguhnya merubah kebiasaan itu tidak mudah, banyak orang
mudah menyalahkan nasib, menyalahkan Allah atas nasib buruk yang dideritanya,
sungguh orang ini adalah orang-orang yang jauh dari rahmat Allah, Allah itu
maha kaya, tidakkah kau tahu itu ? kenapa tidak meminta kepadanya dengan
sungguh-sungguh..
ada
pula yang sudah bekerja keras membanting tulang, malam dijadikan siang, tapi
kenapa nasibnya gak berubah-berubah tetap saja miskin, nah inilah yang harus
kita cermati.. pasti ada yang salah dalam langkah ihtiar kita, kerja yang terbaik itu apakah kerja keras to kerja
cerdas ? to gabungan keduanya ?
kerja
keras itu sudah baik, namun alangkah lebih baik lagi jika diimbangi dengan
kerja cerdas, lalu bagaimana agar kita menjadi cerdas? jawabnya dengan belajar,
untuk apa kita belajar ? untuk mendapatkan ilmu. dengan apa kita bisa
mendapatkan ilmu ? ilmu dapat didapatkan jika kita mau berfikir sungguh-sungguh
untuk mengapainya..
itulah
kenapa Allah menciptakan Akal, agar manusia itu mau berfikir mengupayakan yang
terbaik bagi kehidupannya, bukankah itu takdir Allah? ya memang itu sudah
takdir, tapi manusia sendirilah yang menentukan baik buruknya dengan akalnya
tentunya juga atas kehendak Allah, karena manusia itu lemah tanpa daya dan
upaya kecuali allah ridho terhadapnya..
“Hanyalah
orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran” (Ar-Rad:19).
dengan
akal kita dapat merenungi ayat-ayat Allah maupun hadist-hadist nabi yang
menerangkan itu semua, kita ambil dalilnya lalu kita berfikir mengenai dalil
tersebut, tidak serta merta mendahulukan akal manusia yang sejati mempunyai
batas, Karena pada dasarnya Allah
menciptakan akal pada manusia berbatas sesuai dengan kemampuan yang ada dalam
akal itu sendiri dimana akal itu difungsikan. setiap orang yang mendahulukan akalnya atau akal
orang lain daripada syariat Allah adalah kebingungan dan kesesatan, yang pasti
fungsi akal bukan untuk mengkaji ataupun berpikir kepada apa yang ada di luar
batas kemampuan dari akal tersebut, tapi Allah menciptakan akal pada manusia
juga untuk membedakan bahwa manusia begitu tinggi derajatnya dari makhluk Allah
yang lain, dan akal itu berfungsi untuk berpikir bahwa alam ini ada karena
adanya yang menciptakan yaitu Allah Swt, dan fungsi akal itu juga manusia
berpikir dan bersyukur atas apa yang ada dan menjadi rahmat bagi manusia itu
sendiri.
makanya
orang yang berilmu (berAKAL) itu Allah berikan beberapa derajat kemulian
terhadapnya,
sahabatku yang baik hatinya
Dan
pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya
kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan
tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak
jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau
yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata
(Lohmahfuz).(Al-An’am-59)
kita
memang diharuskan start action (ihtiar), kita tidak bisa hanya berdoa saja (
tawakkal) dan berpangku tangan saja apalagi hanya bermimpi . Makna doa
itu sendiri adalah berusaha, jadi salah kaprah kalo ada orang berdoa saja dan
tidak berusaha.
Orang
yang hanya bermimpi saja cenderung malas, hanya akan mengharapkan bantuan dari
orang lain dan. Uang tidak akan datang dengan sendirinya, dengan kita hanya
berpangku tangan. Memang segala sesuatu telah diatur oleh allah, namun allah
juga benci kepada orang yang hanya berpangku tangan saja. Uang tidak akan
pernah jatuh dari langit begitu saja tanpa kita berusaha, betul tidak ?
sifat
malas inilah yang harus dirubah.. merubah sifat malas yang sering melanda manusia yang
sering dijadikan dalih bahwa “memang
sudah dari sananya” padahal Allah tidak
menyukai orang yang bersifat malas…!! berarti menyalahi apa yang sebenarnya
Allah anjurkan ya gak kawan ? kan malas, tak mau berusaha, berpangku tangan,
kok pengen jadi orang kaya ?
padahal Allah tidak menyukai orang
yang malas dan tak mau berusaha apalagi mudah berputus asa
Bagi
kita yang kini telah terlanjur tenggelam dalam arus modernisasi, arus ekonomi
neo liberal dengan segala manifestasinya, saatnya kini berada di simpang jalan,
ada pilihan-pilihan buruk ada pula pilihan terbaik, ada kesempatan memilah dan
memilih yang terbaik, dan ini semuanya tergantung niat kita memperjuangkan
keberdayaan kita sebagai umat manusia, sebagai hamba Allah yang patuh dan taat
terhadap segala perintahNYA. Memang pilihan ini memerlukan perjuangan serius
untuk berubah, bukan langkah setengah-setengah, bukan pula dengan
keragu-raguan. Sebagaimana ummat Islam yang diharuskan oleh Allah untuk masuk kedalam
ajaran Islam secara keseluruhan (kaffah). Konsep ideal menjemput rezeki
bukanlah sesuatu yang sulit digapai, persoalannya terpulang kepada niat serta
kesungguhan hati untuk memperjuangkan yang benar adalah benar dan yang salah
adalah salah. Jadi kita tak perlu pesimis, miris atau tidak yakin dengan upaya
kita melakukan reposisi di segala bidang, khususnya menjemput rezeki. Apabila
tata nilai yang berlaku saat ini sangat jauh dari aturan Allah, maka hendaknya
kita bisa mengubahnya dengan sebuah proses “pemupukan” idealisme yang terus
menerus. Sehingga bukan pada tempatnya lagi kita berfikir pragmatis sekedar
uang dan hidup, akan tetapi memandang jauh kedepan dengan misi-misi yang lebih
baik. betul tidak kawan ?
Katakanlah:
“Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh
Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang
yang beriman harus bertawakal.” (At-Taubah:51)
sesorang bertanya kepada habib
munzir almusyawa
semua manusia sudah ditetapkan oleh
Allah SWT pada usia2 berapa kita akan wafat sementara kita sendiri tidak
mengetahuinya yang ingin saya tanyakan kepada Habib yaitu , apakah cara
wafatnya manusia jg Allah yang menentukan,misalnya
seseorang itu ditakdirkan Allah wafat dalam kecelakaan,atau wafatnya karna
sakit,atau wafatnya digantung seperti Sadam Hussein dll ?pertanyaan kedua
adalah apakah seseorang itu menjadi jahat atau baik juga Allah yng
menentukan?misalnya seseorang selama hidupnya selalu berbuat jahat dan sebelum
taubat sudah wafat apakah jalan hidupnya menjadi jahat tersebut sudah Allah
yang menentukan?apakah seseorang berbuat jahat Allah yang menentukan?misalnya
seperti Bush selalu berbuat jahat kepada muslimin
maka apa jawaban habib munzir
Cahaya
kemuliaan hidayah dan kasih sayang Nya semoga selalu menerangi anda dan
keluarga dalam keridhoan Nya,
saudaraku
yg kumuliakan, Allah Maha Tahu apa yg akan terjadi pada makhluk Nya,
dan
Allah Maha Menentukan setiap takdir hamba Nya, apakah dalam neraka, atau dalam
sorga, apakah miskin atau kaya, apakah hina atau mulia, apakah jahat atau
shalih,
namun
manusia diberi kebebasan untuk berbuat, dan perbuatan manusia itu bisa saja
merubah takdirnya, dan takdir Allah swt ini bisa saja berubah dan tidak
selamanya baku.
sebagaimana
contohnya anda memiliki kolam ternak ikan, anda telah memastikan pengaturan dan
nasib ikan itu, dalam 3 bulan anda menjualnya ke pasar, anda memberinya makan
setiap pk 7 pagi (misalnya), anda memberinya vitamin setiap minggu, anda
memindahkannya ke kolam lain setiap 2 minggu.
hal
hal semacam itu lumrah saja, dan takdir ikan itu ditangan anda (dari Allah yg
memasrahkannya ketangan anda).
namun
bisa bisa saja anda merubah keputusan dan mengambil ikan itu beberapa untuk
dimasak sendiri, boleh saja anda memindahkan satu diantaranya untuk di taruh di
aquarium di kamar anda.
kesimpulannya
bahwa anda memiliki hak penuh untuk berbuat apa saja pada ikan ikan anda, dan
semua keputusan nasib ikan itu terserah anda, bila anda memutuskannya untuk
dibuang esok maka tentunya akan terjadi,
namun
bila anda memutuskannya dijual esok, lalu esok anda membatalkannya maka boleh
boleh saja dan itu sangat mungkin terjadi, namun ikan itu tak punya hak
menentukan nasibnya sendiri.
nah..
demikianlah kita dimata Allah swt, kita boleh beramal namun tetap kita tak
berhak menentukan nasib sendiri dan memastikan keinginan kita, namun Dia Yang
Maha Penyantun memberi hak kepada kita dg berubahnya takdir bila kita berdoa
dan meminta kepada Nya, namun sesekali bukan kewajiban Nya untuk mesti taat
pada doa kita
kita
bukan Jabriyah yg mengatakan bahwa Allah tidak menentukan apa apa atas nasib
kita, terserah kita sepenuhnya, faham ini sesat karena ia telah menafikan hak
Allah atas ciptaan Nya.
kita
bukan pula Qadariyah yg mengatakan semua kita ini hanya boneka Allah, semua
sudah ditentukannya dan kita hanyalah wayang wayang mainan yg tdk bisa apa apa.
kita
diantara keduanya, yaitu : Dia maha Menentukan segala galanya, namun ketentuan
Nya dapat berubah bila Dia menghendaki, dan doa kita bisa pula merubah
ketentuan Nya, dengan panjangnya usia, meluasnya rizki, selama hal itu
dikehendaki Nya .
sahabatku yang dirahmati Allah,
salah
satu kemunduran umat Islam, adalah menghindari Takdir, bukan menghadapinya.
Kalau ingin kaya, aturannya bekerja keras, bukan diam atau malas-malasan,
sementara kita lebih banyak bermalas-malasan, wajar kalau tidak kaya. Orang
yang menghadapi takdir adalah mereka yang bekerja keras, sedangkan yang
menghindari adalah mereka yang bermalas-malasan. Jadi,memang benar kalau segala
yang baik itu datangnya dari Allah, karena Dia sudah menentukan segala
sesuatunya dengan baik, kalau kita mengikuti dan memahami aturan-aturan yang
ada, kita akan menemukan takdir yang baik. Sementara segala macam bencana,
kecelakaan pada dasarnya memang hasil perbuatan dan kelalaian manusia juga. Contoh,
banjir bandang, logikanya, banjir tersebut tidak perlu terjadi,jika hutan-hutan
yang ada mampu menahan dan menyerap air tersebut. Tapi, karena hutan tersebut
gundul, mengalirlah air tersebut tanpa hambatan, terjadilah banjir bandang.
Siapakah yang menggundulinya ? Manusia
juga. Jadi, bentuk “teguran” yang terjadi, biasanya sesuai atau akibat dari apa
yang dilakukan oleh manusia.
dan
campur tangan Allah di dunia ini,
“diwakili” oleh ketentuan yang sudah Dia gariskan
(ditakdirkan). Bagaimanapun jalan kita, kita terikat oleh ketentuan tersebut.
Namun, kita pun dibekali akal untuk memahami aturan-aturan tersebut, sehingga
ketika kita memutuskan untuk melakukan sesuatu, kita tidak bertindak bodoh dan
celaka karena melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan ketentuan
lalu apa kesimpulannya, anda simpulkan sendiri saja, saya rasa sudah jelas..
jika anda tanya pendapat saya; saya akan jawab. “takdir itu bisa berubah”
lalu apa kesimpulannya, anda simpulkan sendiri saja, saya rasa sudah jelas..
jika anda tanya pendapat saya; saya akan jawab. “takdir itu bisa berubah”
sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan
yang ada pada diri mereka,
0 Response to "Apakah Takdir Bisa Berubah?"
Posting Komentar